TEKNIK
SAMPLING
A.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono , :55).
Dari pengertian
di atas dapat dikatakan bahwa populasi bukan hanya sekedar jumlah, melainkan
suatu sifat atau karakter dari suatu objek atau subjek yang digunakan sebagai
data dalam suatu penelitian untuk selanjutnya diambil kesimpulan. Populasi dalam
arti jumlah atau kuantitas, misalnya kita akan melakukan penelitian di kelas D.
maka mahasiswa yang menjadi anggota (subjek) dalam kelas D tersebut adalah
populasi. Sedangkan populasi dalam arti karakteristik, misalnya karakteristik
dari mahasiswa kelas D. mahasiswa di kelas D ada yang memiliki karakter
disiplin, jujur, tanggungjawab, dan lain-lain.
Dalam mengambil kesimpulan dari suatu data,
akan lebih mudah dengan menggunakan sampel. Sama seperti yang dikatakan oleh
Sudjana (2002:161) bahwa “sensus terjadi apabila setiap anggota atau
karakteristik yang ada di dalam populasi dikenai penelitian. Jika tidak, maka
samplinglah yang ditempuh, yaitu sampel diambil dari populasi dan datanya
dikumpulkan.”
Sampel sendiri adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, :56). Penggunaan
sampel ini sangat membantu untuk menyimpulkan suatu data karena jika populasi
besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiyono, :56). Oleh
sebab itu, sampel yang diambil dari suatu populasi tersebut harus mampu
mewakili (representatif) populasi dari data yang diambil. Jika sampel yang
diambil dri suatu data itu tidak representatif, maka akan memghasilkan
kesimpulan yang salah mengenai data dari populasi itu.
B.
Teknik Sampling
Teknik
sampling adalah teknik dalam pengambilan suatu sampel. Secara skematis, teknik
sampling yang akan digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut.
1. Probability Sampling (Random Sample/Acak
Sampel)
Probability sampling adalah teknik sampling
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, :57). Faktor pemilihan atau
penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata atas pertimbangan
peneliti, disini dihindarkan. Ini merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan
sampel yang representatif. Keuntungan pengambilan sampel dengan probability
sampling adalah sebagai berikut:
a. Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat
ditentukan.
b. Beda penaksiran parameter populasi dengan
statistik sampel, dapat diperkirakan.
c. Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung
secara statistik.
Teknik
probability sampling meliputi :
a. Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Simple Random
Sampling adalah teknik pengambilan sampel dari anggota populasi yang dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, :
58)Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi
"Cointoss". Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label
"Random Numbers" yang prosedurnya adalah sebagai berikut:
o
Misalnya populasi
berjumlah 300 (N=300).
o
tentukan nomor
setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom).
o
tentukan besar
sampel yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %)
o
tentukan skema
penggunaan label random numbers. (misalnya dimulai dari 3 kolom pertama dan
baris pertama) dengan menggunakan tabel random numbers, tentukan unit mana yang
terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan angka-angka
dalam 3 kolom pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor ≤ 300, merupakan nomor sampel yang diambil (100,
175, 243, 101), bila ada nomor ≥ 300, tidak diambil sebagai sampel (N = 300).
Jika pada lembar pertama jumlah sampel belum mencukupi, lanjutkan kelembaran
berikutnya, dan seterusnya. Jika ada nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya
satu, karena setiap orang hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.
b. Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)
Systematic Random
Sampling adalah sampling dengan pengambilan elemen pertama sebagai anggota
dipilih secara acak kemudian diikuti secara sistematik. Dengan kata lain setiap
elemen populasi dipilih dengan suatu jarak interval dan dimulai secara random
dan selanjutnya dipilih sampelnya pada setiap jarak interval tertentu. Syarat
yang harus diperhatikan adalah adanya daftar semua anggota populasi. Random
sistematis dapat dituliskan sebagai berikut.
k = interval
N = jumlah anggota populasi
n = jumlah anggota sampel
Misal, diketahui N = 20
n
= 4
maka,
Jadi, sampel yg
pertama dipilih secara acak, misal kita ambil 3, maka sampel yang berikutnya
adalah 8, 13, dan 18.
c. Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)
Stratified Random
Sampling digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsure yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional. Pengambilan sampel dilakukan baik
secara simple random sampling maupun secara systematic random sampling. Dalam
kehidupan sehari-hari, teknik sampling ini digunakan di sekolah dalam
klasifikasi kelas, yaitu kelas I, kelas II, kelas III, dan seterusnya. Contoh
strata pegawai dalam suatu perusahaan. Misalnya pegawai lulusan S1 = 50, S2 =
40, STM = 30, SMA = 28. Dari jumlah yang ada, misal kita ingin mengambil
sebanyak 25% dari masing-masing sub populasi tersebut.
128 pegawai
20 S1 40 S2 30 STM 28 SMA
25% 25% 25% 25%
5 pegawai 10
pegawai 7-8 pegawai 7 pegawai
Jadi, sampel yang
diambil adalah 5 pegawai dari kelompok S1, 10 pegawai dari kelompok S2, 7-8
pegawai dari kelompok STM, dan 7 pegawai dari kelompok SMA.
d. Acak Berkelompok (Cluster Sampling)
Cluster Sampling
sering juga disebut dengan area sampling. Teknik sampling daerah digunakan
untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat
luas, misal penduduk dari suattu Negara, provinsi atau kabupaten (Sugiyono,
:59). Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling
unitnya terdiri dari satu kelompok (cluster). Misalkan kita ingin meneliti
gambaran karakteristik (umur, pendidikan dan pekerjaan) orang tua mahasiswa
PGSD UAD. Mahasiswa PGSD dibagi menjadi 6 tingkatan (I-VI). Pilih salah satu
tingkat, misal tingkat III. Maka semua mahasisiwa yang berada pada tingkat II
diambil sebagai sampel (cluster).
e. Sampel Bertingkat (Multistage Sampling)
Dalam menggunakan teknik Multistage
Sampling, pengambilan sampel dilakukan lebih dari dua kali dan tiap kali
digabungkan menjadi sebuah sampel (Sudjana, 2002:175). Pengambilan sampel pada teknik
ini dilakukan secara bertingkat, baik bertingkat dua maupun lebih. Misalnya,
universitas fakultas
prodi kelas
Misalnya kita
ingin meneliti barat dan tinggi badan mahasiswa dengan jumlah sampel sekitar
150 mahasiswa.
UAD FKIP PGSD
3 kelas dengan jumlah 150 mahasiswa
2. Nonprobability Sampling (Sampel Tanpa Acak)
Nonprobability
Sampling adalah teknik yang tidak member peluang/kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, :60). Cara
pengambilan sampel dengan teknik ini menggunakan pertimbangan tertentu yang
digunakan oleh peneliti. Teknik nonprobability sampling ini meliputi :
a. Purposive Sampling (Sampel Dengan Maksud)
Purposive Sampling adalah pengambilan
sampel yang dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang
menganggap unsure-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang
diambil.
b. Quota Sampling (Sampel Berjatah)
Sampel berjatah adalah teknik untuk
menentukan sampel dari populasi yang mempunyai cirri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang dinginkan (Sugiyono, :60). Pengambilan sampel dengan teknik ini
hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya di sini besar dan criteria
sampel telah ditentukan terlebih dahulu. Sebagai contoh, kita akan melakukan
ppenelitian terhadap mahasiswa yang berasal dari luar pulau Jawa dan penelitian
dilakukan secara berkelompok. Setelah jumlah sampel ditentukan, misalnya 60
mahasiswa ddan jumlah anggota peneliti berjumlah 5 orang, maka setiap anggota
peneliti dapat memilih sampel secara bebas sesuai dengan criteria yang
ditentukan, yaitu mahasiswa dari luar Jawa sebanyak 12 mahasiswa.
c. Accidental Sampling (Sampel Tanpa Sengaja)
Sampling Accidental adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, :60). Dapat
dilihat bahwa sampel yang diambil atas dasar kebetulan saja, tanpa direncanakan
terlebih dahulu. Jumlah sampel yang dikehendaki juga tidak ditentukan, asal
memenuhi keperluan saja.
d. Sampling Sistematis
Sampling Sistematis adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 150 orang. Seluruh
populasi diberi nomor urut dari 1 sampai 150. Pengambilan sampel dapat
dilakukan dengan mengambil orang dengan nomor urut ganjil saja, genap saja atau
kelipatan dari bilangan tertentu.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel
(Sugiyono, :61). Semua anggota populasi digunakan sebagai sampel apabila jumlah
populasi relative kecil, kurang dari 30 orang sampling jenuh sering disebut
dengan sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. .Statistika
untuk Penelitian. : .
Sudjana. 2002.Metode Statistika.Bandung:Tarsito Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar