Kamis, 19 Desember 2013

TEKNIK SAMPLING



TEKNIK SAMPLING

A.     Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono , :55).
Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa populasi bukan hanya sekedar jumlah, melainkan suatu sifat atau karakter dari suatu objek atau subjek yang digunakan sebagai data dalam suatu penelitian untuk selanjutnya diambil kesimpulan. Populasi dalam arti jumlah atau kuantitas, misalnya kita akan melakukan penelitian di kelas D. maka mahasiswa yang menjadi anggota (subjek) dalam kelas D tersebut adalah populasi. Sedangkan populasi dalam arti karakteristik, misalnya karakteristik dari mahasiswa kelas D. mahasiswa di kelas D ada yang memiliki karakter disiplin, jujur, tanggungjawab, dan lain-lain.
Dalam mengambil kesimpulan dari suatu data, akan lebih mudah dengan menggunakan sampel. Sama seperti yang dikatakan oleh Sudjana (2002:161) bahwa “sensus terjadi apabila setiap anggota atau karakteristik yang ada di dalam populasi dikenai penelitian. Jika tidak, maka samplinglah yang ditempuh, yaitu sampel diambil dari populasi dan datanya dikumpulkan.”
Sampel sendiri adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, :56). Penggunaan sampel ini sangat membantu untuk menyimpulkan suatu data karena jika populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiyono, :56). Oleh sebab itu, sampel yang diambil dari suatu populasi tersebut harus mampu mewakili (representatif) populasi dari data yang diambil. Jika sampel yang diambil dri suatu data itu tidak representatif, maka akan memghasilkan kesimpulan yang salah mengenai data dari populasi itu.
B.      Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik dalam pengambilan suatu sampel. Secara skematis, teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut.

1.      Probability Sampling (Random Sample/Acak Sampel)
Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, :57). Faktor pemilihan atau penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata atas pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Ini merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif. Keuntungan pengambilan sampel dengan probability sampling adalah sebagai berikut:
a.      Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.
b.      Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat diperkirakan.
c.       Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.
Teknik probability sampling meliputi :
a.      Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Simple Random Sampling adalah teknik pengambilan sampel dari anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, : 58)Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss". Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers" yang prosedurnya adalah sebagai berikut:
o   Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300).
o   tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom).
o   tentukan besar sampel yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %)
o   tentukan skema penggunaan label random numbers. (misalnya dimulai dari 3 kolom pertama dan baris pertama) dengan menggunakan tabel random numbers, tentukan unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor 300, merupakan nomor sampel yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor ≥ 300, tidak diambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah sampel belum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika ada nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu, karena setiap orang hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.
b.      Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)
Systematic Random Sampling adalah sampling dengan pengambilan elemen pertama sebagai anggota dipilih secara acak kemudian diikuti secara sistematik. Dengan kata lain setiap elemen populasi dipilih dengan suatu jarak interval dan dimulai secara random dan selanjutnya dipilih sampelnya pada setiap jarak interval tertentu. Syarat yang harus diperhatikan adalah adanya daftar semua anggota populasi. Random sistematis dapat dituliskan sebagai berikut.
k = interval
N = jumlah anggota populasi
n = jumlah anggota sampel
Misal, diketahui   N = 20
                             n = 4
maka,                   

          
Jadi, sampel yg pertama dipilih secara acak, misal kita ambil 3, maka sampel yang berikutnya adalah 8, 13, dan 18.
c.       Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)
Stratified Random Sampling digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsure yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Pengambilan sampel dilakukan baik secara simple random sampling maupun secara systematic random sampling. Dalam kehidupan sehari-hari, teknik sampling ini digunakan di sekolah dalam klasifikasi kelas, yaitu kelas I, kelas II, kelas III, dan seterusnya. Contoh strata pegawai dalam suatu perusahaan. Misalnya pegawai lulusan S1 = 50, S2 = 40, STM = 30, SMA = 28. Dari jumlah yang ada, misal kita ingin mengambil sebanyak 25% dari masing-masing sub populasi tersebut.




128 pegawai






            20 S1                         40 S2                      30 STM               28 SMA

                  25%                          25%                          25%                       25%
          5 pegawai              10 pegawai            7-8 pegawai         7 pegawai

Jadi, sampel yang diambil adalah 5 pegawai dari kelompok S1, 10 pegawai dari kelompok S2, 7-8 pegawai dari kelompok STM, dan 7 pegawai dari kelompok SMA.
d.      Acak Berkelompok (Cluster Sampling)
Cluster Sampling sering juga disebut dengan area sampling. Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suattu Negara, provinsi atau kabupaten (Sugiyono, :59). Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling unitnya terdiri dari satu kelompok (cluster). Misalkan kita ingin meneliti gambaran karakteristik (umur, pendidikan dan pekerjaan) orang tua mahasiswa PGSD UAD. Mahasiswa PGSD dibagi menjadi 6 tingkatan (I-VI). Pilih salah satu tingkat, misal tingkat III. Maka semua mahasisiwa yang berada pada tingkat II diambil sebagai sampel (cluster).
e.      Sampel Bertingkat (Multistage Sampling)
           Dalam menggunakan teknik Multistage Sampling, pengambilan sampel dilakukan lebih dari dua kali dan tiap kali digabungkan menjadi sebuah sampel (Sudjana, 2002:175). Pengambilan sampel pada teknik ini dilakukan secara bertingkat, baik bertingkat dua maupun lebih. Misalnya,
universitas               fakultas               prodi               kelas
Misalnya kita ingin meneliti barat dan tinggi badan mahasiswa dengan jumlah sampel sekitar 150 mahasiswa.
UAD             FKIP                 PGSD              3 kelas dengan jumlah 150 mahasiswa
2.      Nonprobability Sampling (Sampel Tanpa Acak)
                 Nonprobability Sampling adalah teknik yang tidak member peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, :60). Cara pengambilan sampel dengan teknik ini menggunakan pertimbangan tertentu yang digunakan oleh peneliti. Teknik nonprobability sampling ini meliputi :
a.      Purposive Sampling (Sampel Dengan Maksud)
           Purposive Sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsure-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil.
b.      Quota Sampling (Sampel Berjatah)
           Sampel berjatah adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai cirri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang dinginkan (Sugiyono, :60). Pengambilan sampel dengan teknik ini hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya di sini besar dan criteria sampel telah ditentukan terlebih dahulu. Sebagai contoh, kita akan melakukan ppenelitian terhadap mahasiswa yang berasal dari luar pulau Jawa dan penelitian dilakukan secara berkelompok. Setelah jumlah sampel ditentukan, misalnya 60 mahasiswa ddan jumlah anggota peneliti berjumlah 5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara bebas sesuai dengan criteria yang ditentukan, yaitu mahasiswa dari luar Jawa sebanyak 12 mahasiswa.


c.       Accidental Sampling (Sampel Tanpa Sengaja)
           Sampling Accidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, :60). Dapat dilihat bahwa sampel yang diambil atas dasar kebetulan saja, tanpa direncanakan terlebih dahulu. Jumlah sampel yang dikehendaki juga tidak ditentukan, asal memenuhi keperluan saja.
d.      Sampling Sistematis
           Sampling Sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 150 orang. Seluruh populasi diberi nomor urut dari 1 sampai 150. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mengambil orang dengan nomor urut ganjil saja, genap saja atau kelipatan dari bilangan tertentu.
e.      Sampling Jenuh
           Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, :61). Semua anggota populasi digunakan sebagai sampel apabila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang sampling jenuh sering disebut dengan sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.










DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. .Statistika untuk Penelitian. : .
Sudjana. 2002.Metode Statistika.Bandung:Tarsito Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar